Di Balik Boarding School Yang Megah, Peringatan Nuzulul Quran Di MTs Negeri 1 Kota Semarang Terasa Indah

Peringatan Nuzulul Qur’an di MTs Negeri 1 Kota Semarang berlangsung khidmat dan terasa inda. Acara yang melibatkan melibatkan para santriwan-santriwati, ustad-ustadzah, guru, dan karyawan MTs Negeri 1 Kota semarang itu menghadirkan pembicara KH. Samhudi, S.Pd., M.Pd.I. Kegiatan dilaksanakan pada hari Jumat, 22 April 2022 di boarding school “Idzatun Nasyi’in” milik MTs Negeri 1 Kota Semarang. “Acara peringatan Nuzulul Qur’an dimaksudkan agar siswa MTs Negeri 1 Kota Semarang dapat menjadi santriwan dan santriwati yang cinta pada al-Qur’an, sehingga menjadi anak salih dan salihah karena menambah ketakwaan, amal salih, dan melatih kedisiplinan, kejujuran, dan kepedulian terhadap lingkungan.” Tutur Kasturi selaku Kepala Madraah dalam sambutannya.

Terbukti, sebelum menyampaikan tausiahnya yang lebih jauh, Samhudi, mengajak anak-anak bershalawat dan mengetes hafalan bacaan surat al-Mulk dan al-Waqi’ah. Alhamdulillah anak-anak bacaannya lancar. Salah satu anak santri boarding school Bernama Muhammad Jibril disuruh melanjutkan bacaan surat al-Mulk ternyata hafal. Hal ini sangat menyenangkan Kamad, para guru dan pegawai, ustadz-ustadhah, dan lebih-lebih penyampai tausiah. Hadirin bertepuk tangan. Lebih jauh Samhudi menyampaikan “Tidak ada bacaan apapun yang bisa menandingi bacaan al-Qur’an. Memiliki satu anak penghafal al-Qur’an akan menjadi penolong orang tuanya besok di akhirat. Pokoknya kalau kita sudah mau mengurusi al-Qur’an (terurama hafal dan mengamalkannya) akan selamat di akhirat. Rasulullah bersabda “Seabaik-baik kamu adalah orang yang belajar al-Qur’an dan mengamalkannya. Maka bersabarlah dalam belajar al-Qur’an termasuk para ustadz-ustadzah yang mendidik dan mendampingi anak-anak belajar al-Qur’an. Terutama orang tua jangan terlalu sering menjenguk anaknya dalam mengahafal al-Qur’an.” Demikian penjelasan sang penceramah yang juga menyeritakan dua putrinya berhasil menjadi hafidzah. Di samping itu beliau juga memberikan tips agar anak di pondok “kerasan” supaya “dibancak I” (baca: diselameti) dulu.

Lebih jauh lagi dalam tausaiahnya, Samhudi berharap para santriwan dan santriwati di bording school MTs Negeri 1 Kota Semarang akan menjadi manusia yang hebat, mandiri, dan bermantabat. “Santri setelah keluar dari pondok ini insya Allah akan menjadi hafidz yang tidak hanya hafal al-Quran tetapi juga berakhlakul karimah. Akhlakul karimah dapat diperoleh apabila manusia dapat mengobati hatinya. Seperti syiir Tombo Ati yang disampaikan oleh Sunan Bonang.” Lalu beliau melantunkan lagu “TOMBO ATI”dengan suara yang merdu sekali.

Tombo ati iku limo perkarane (obat hati ada lima perkara)

Kaping pisan moco Quran lan maknane (pertama baca Quran dan maknanya)

Kaping pindo sholat wengi lakonono (kedua, salat malam dirikanlah)

Kaping telu wong kang sholeh kumpulono (ketiga, berkumpul dengan orang sholeh)

Kaping papat kudu weteng ingkang luwe (keempat, memperbanyak puasa)

Kaping limo zikir wengi ingkang suwe (kelima, memperbanyak dzikir malam)

Salah sawijine sopo bisa ngelakoni (siapa yang bisa menjalani satu diantaranya)

Mugi-mugi Gusti Allah nyembadani (semoga Allah mencukupi)

Dengan menjalankan syair tersebut diharapkan para satriwan dan santriwati dapat menghafal al-Quran dan dapat menjadi manusia yang hebat dan bermanfaat di lingkungan. Sebagaimana janji Allah dalam surat al-Mulk ayat 12 “ Sesungguhnya orang-orang yang takut kepada Tuhannya yang tidak terlihat oleh mereka, mereka memperoleh ampuna dan pahala yang besar”. Seluruh sastriwan dan santriwati sampai ayat ke 12. Selain itu, Samhudi membacakan surat an-Naba ayat 1 dan dilajutkan santriwan santri wati sampai ayat 10. Dengan harapan para santri memiliki rasa hormat kepada orang tua dan guru, agar mendapatkan ilmu yang berkah dan bermanfaat dikemudian hari.

Peringatan berlangsung terasa indah karena penuh dengan lantunan ayat-ayat suci melalui panduan suara yang merdu dari penceramah. “Inilah yang diharapkan oleh para ustadz/ ustadzah boarding school dalam mendidik dan membimbing menghafal al-Qur’an para santri. Namun demikian para santri para santri walaupun menghafal al-Qur’an tidak semuanya mengambil program tahfidz tetapi ada yang Sains dan Riset. Semua tetap menghafal al-Qur’an meskipun dengan target hafalan yang berbeda,” imbuh M. Fajar Anshari yang diserahi sebagai Kepala Boarding School MTs Negeri 1 Kota Semarang. (Humas Emtessa)